Perbedaan antara perilaku ofensif dan defensif
- 2810
- 839
- Virgil Hartmann IV
Perilaku ofensif
Orang menampilkan perilaku ofensif dan defensif dalam banyak situasi, terutama selama masa konflik. Dalam situasi tertentu, satu orang dapat menunjukkan perilaku ofensif, sementara pihak lain dapat menampilkan perilaku defensif sebagai respons. Serangan dan ancaman dapat diklasifikasikan sebagai fisik atau psikologis, dan efeknya juga dapat dikategorikan.
Perilaku ofensif dan perilaku defensif dapat melibatkan penggunaan kekuatan dan agresi; Perbedaannya terletak pada bagaimana kekuatan atau agresi itu digunakan dalam suatu situasi. Orang yang ofensif akan menggunakan kekuatan untuk mendapatkan tujuan dan mencoba menghilangkan faktor -faktor yang mungkin mencegah mereka dari mengamankannya. Di sisi lain, orang defensif akan menggunakan kekuatan atau agresi untuk menangkal serangan, membuat ancaman itu hilang, dan mencegah diri mereka terluka.
Tumpang tindih ini juga ada di kedua negara bagian. Ada beberapa contoh di mana konsep berinteraksi dengan pertahanan satu sama lain dapat bergeser ke pelanggaran, dan pelanggaran dapat berubah menjadi pertahanan.
Dalam situasi tertentu, orang yang ofensif, melalui perilaku ofensif mereka, melakukan tindakan, sedangkan perilaku defensif pihak lain adalah reaksi terhadap tindakan itu. Ini membuat orang dengan perilaku defensif menjadi penerima serangan atau ancaman. Beberapa orang memiliki mekanisme pertahanan mereka sendiri untuk mempersiapkan dan mengantisipasi ancaman atau serangan.
Tubuh bereaksi terhadap perilaku ofensif dan perilaku defensif. Seseorang dapat mengalami kesibukan adrenalin, pernapasan yang sulit, berdarah ke wajah, keringat, dan peningkatan detak jantung.
Garis ofensif dan defensif
Perilaku ofensif berasal dari kepercayaan diri dan provokasi, sementara perilaku defensif terutama menarik dari rasa takut dan pelestarian diri. Perilaku ofensif seseorang mungkin dilakukan dengan sengaja (tergantung pada situasinya), sementara perilaku defensif murni merupakan respons naluriah.
Perilaku ofensif sering ditandai dengan agresi, teritorialitas, kepercayaan diri, kehilangan amarah, ketidakpedulian terhadap orang lain, dan sifat perilaku ofensif lainnya. Orang yang ofensif juga cenderung dominan, menolak tunduk, dan selalu berusaha untuk memajukan diri mereka dengan mengorbankan orang lain. Orang yang ofensif juga sering tidak peduli dengan orang lain, egois, dan cenderung mengabaikan atau menyerang orang lain dengan atau tanpa provokasi.
Perilaku defensif adalah reaksi terhadap serangan atau ancaman ofensif. Sementara perilaku ofensif dapat dilihat dalam tindakan, perilaku defensif dan mekanisme pertahanan dapat diamati atau mungkin lebih halus, tergantung pada temperamen orang yang menunjukkan perilaku tersebut. Perilaku dan mekanisme defensif sering bervariasi dari orang ke orang.
Perilaku ofensif sering aktif, seperti pemangsa yang menyerang atau mengejar mangsa, sedangkan perilaku defensif adalah postur pasif. Perilaku ofensif seseorang adalah sumber siklus negatif yang melibatkan stres, ketegangan, dan agitasi antara kedua belah pihak. Perilaku defensif dapat mematahkan siklus negatif ini jika ketenangan dan berkepala dingin dipertahankan.
Ringkasan:
- Perilaku ofensif dicirikan sebagai sikap menyerang dan aktif, sementara perilaku defensif, berasal dari penerima semua tindakan dan niat, adalah kombinasi dari kewaspadaan dan posisi pasif.
- Kedua perilaku dapat tumpang tindih - perilaku defensif dapat menyebabkan seseorang melakukan tindakan ofensif, sementara perilaku ofensif sering berakar pada alasan defensif.
- Perilaku ofensif seringkali merupakan asal konflik, sementara perilaku defensif merupakan reaksi terhadap konflik dan ancaman.
- Perilaku ofensif memulai siklus negatif, sedangkan perilaku defensif dapat mematahkannya.
- Perilaku ofensif condong ke arah pameran dan ekspresi yang jelas di depan umum, sementara perilaku dan mekanisme defensif seringkali halus, reaksi internal yang dapat bervariasi tergantung pada orang tersebut.