Perbedaan antara setelah dan sesudahnya

Perbedaan antara setelah dan sesudahnya

Apa perbedaan antara setelah dan sesudahnya? Dalam kamus, kata -katanya adalah sinonim satu sama lain. Namun, perbedaannya terletak pada tata bahasa, dan mereka tidak selalu dapat dipertukarkan. Alasan untuk itu terletak pada kenyataan bahwa 'setelah' memiliki makna yang jauh lebih luas dan penggunaan tata bahasa daripada 'sesudahnya'.

'Setelah' umumnya digunakan oleh penutur bahasa Inggris dan penulis sebagai preposisi yang berarti di belakang di tempat atau posisi atau lebih dari waktu daripada sesuatu. Misalnya: Kita semua pergi makan setelah film. Dalam contoh ini, 'setelah' menunjukkan ketika pembicara bermaksud untuk pergi makan. Namun, 'setelah' juga dapat digunakan sebagai kata keterangan, konjungsi, kata sifat, bantu verbal atau kata benda. Ini juga digunakan secara umum dalam kata kerja phrasal, seperti 'second after', 'gO after' atau 'ambil setelah'. Ketika 'setelah' digunakan dalam arti yang sama dengan 'sesudahnya', itu digunakan sebagai kata keterangan. Misalnya: Kita semua pergi makan sesudahnya.

'Sesudahnya' hanya pernah digunakan sebagai kata keterangan. Itu juga berarti di lain waktu atau setelah sesuatu terjadi. Seringkali, penutur asli, terutama dalam bahasa Inggris Inggris, menambahkan 's' ke 'sesudahnya', jadi harus dicatat bahwa ini adalah varian pada 'sesudahnya'. Meskipun tidak ada perbedaan tata bahasa antara 'sesudahnya' dan 'sesudahnya', harus diingat bahwa beberapa pembicara, terutama di Amerika Utara, mendukung 'sesudahnya'. Namun, artinya sama. Misalnya: Kita semua pergi makan sesudahnya. 'Nanti' adalah kata keterangan yang sama, dan digunakan dengan cara yang sama. Misalnya: Kita semua pergi makan nanti. Meskipun mereka secara teknis sinonim, 'sesudahnya' memang menyiratkan periode waktu yang sedikit lebih pasti daripada 'nanti', seperti langsung setelah suatu peristiwa, bukan hanya beberapa titik di kemudian hari.

Pertanyaan kapan harus menggunakan 'setelah' atau 'sesudahnya' seringkali merupakan masalah pilihan gaya, karena kata -kata itu adalah sinonim satu sama lain dan keduanya dapat digunakan dengan benar sebagai kata keterangan. Perlu dicatat bahwa 'sesudahnya' digunakan lebih sering ketika mengakhiri kalimat, karena kedengarannya lebih baik, daripada bentuk kata keterangan 'setelah'. Alasan untuk ini adalah bahwa 'setelah' sebagai kata keterangan adalah penggunaan yang kurang umum, dan itu membuat kalimat terdengar tidak lengkap, seolah -olah 'setelah' digunakan sebagai preposisi. Misalnya: 'Kita semua pergi makan sesudahnya.'adalah cara yang lebih alami dan khas bagi penutur asli untuk mengandaan kalimat, daripada' Kita semua pergi makan setelahnya.', Meskipun keduanya dianggap benar.

Jadi sementara secara teknis tidak ada perbedaan antara 'setelah' sebagai kata keterangan dan 'sesudahnya', umumnya sebagian besar penutur asli lebih suka 'sesudahnya' atau 'sesudahnya'. Ini kedengarannya lebih lengkap dan memberi pendengar atau pembaca gagasan bahwa kata keterangan digunakan, terutama ketika itu mengakhiri kalimat.